Jumat, 21 Maret 2014

INFORMATION PROCESSING MODEL



INFORMATION PROCESSING MODEL

 Salah satu model pembelajaran yang digunakan pada dunia pendidikan adalah model pembelajaran pengolahan informasi atau Information Processing Model. Model pembelajaran pengolahan informasi menekankan pada aktivitas siswa mengolah informasi berupa materi pembelajaran yang disampaikan guru. Pengertian Information Processing Model


Information Processing Model dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif dan berorientasi pada kemampuan memproses informasi. Berkaitan pengertian Information Processing Model, Amri (2010:96) menjelaskan bahwa model pembelajaran Processing Information atau model pembelajaran pemrosesan informasi dikembangkan melalui pembinaan kapasitas berfikir yang diilhami oleh metode klinis ciptaan Jean Piaget. Sejalan dengan pendapat Amri,  Trianto (2007:47) menjelaskan sebagai berikut:
Model pembelajaran pengolahan informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengordinasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya. Beberapa model dalam kelompok ini memberikan kepada para siswa sejumlah konsep, sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan pengetesan hipotesis, dan sebagian lainnya memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Beberapa model sengaja dirancang untuk memperkuat kemampuan intelektual umum.
 Secara lebih terperinci Silberman (2002:144) menjelaskan pengertian Information Processing Model dengan mengungkapkan, “Information Processing Model sama dengan ujian buka buku. Tim mencari informasi yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Model ini khususnya sangat membantu dalam materi pembelajaran yang membosankan”. Model pembelajaran pengolahan informasi atau Information Processing Model pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengordinasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya. Beberapa model dalam kelompok ini memberikan kepada para siswa sejumlah konsep. Sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan pengetesan hipotesis, dan sebagian lainnya memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Beberapa model sengaja dirancang untuk memperkuat kemampuan intelektual umum.
Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir produktif. Sedangkan beberapa model pembelajaran lainnya berhubungan dengan kemampuan intelektual secara umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis (Rusman, 2011:139). Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun pemrosesan informasi ini adalah seperti pada tabel berikut:
 Model-Model Pembelajaran yang Tergolong Rumpun Pemrosesan Informasi

No
Nama Model Pembelajaran
Tokoh
Misi/tujuan/manfaat
1
Berpikir Induktif
Hilda Taba
Ditujukan secara khusus untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya. Model ini memiliki keunggulan melatihkan kemampuan menganalisis informasi dan membangun konsep yang berhubungan dengan kecakapan berpikir.
2.
Latihan Inkuiri
Richard Suchman
Sama dengan model berpikir induktif, model ini ditujukan untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya. Kelebihan model ini dibandingkan dengan berpikir induktif lebih banyak melatihkan metode ilmiah.
3.
Pembentukan
konsep
Jerome Bruner, dan Austin
Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif, peserta didik dilatih mempelajari konsep secara efektif.
4
Perkembangan
kognitif
Jean Piaget,
Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir/pengembangan intelektual pada umumnya, khususnya berpikir logis, meskipun demikian kemampuan ini dapat diterapkan pada kehidupan sosial dan pengembangan moral.
5
Advanced organizer
David Ausubel
Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengolah informasi melalui penyajian materi beragam (ceramah, membaca, dan media lainnya) dan  menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah ada.
6.
Mnemonics
Pressley, Levin,
Strategi belajar untuk mengingat dan mengasimilasikan materi pembelajaran
Sumber: (Rusman, 2011:141)

Sintaks Pembelajaran Menggunakan Information Processing Model
Penerapan model pembelajaran pemrosesan informasi dilakukan berdasarkan jenis model yang diterapkan. Rusman (2011:138) menyebutkan langkah-langkah penerapan model pemrosesan informasi sebagai berikut:
1.        Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas.
2.        Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa
3.        Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
4.        Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang direncanakan.
5.        Memberikan bimbingan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
6.        Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.
7.        Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.
8.        Melaksanakan penilaian proses dan hasil.
9.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.

Berdasarkan sintaks pembelajaran Information Processing Model, maka disusun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Langkah Pembelajaran Menggunakan Information Processing Model
Langkah
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Awal
1.  Guru menjelaskan tujuan serta topik pembelajaran yang akan dilaksanakan
2.  Melakukan tindakan awal untuk menarik perhatian siswa yaitu dengan memberikan teka-teki yang harus dijawab siswa.
3.  Merangsang siswa untuk memulai aktivitas belajar dengan memberikan apersepsi berupa pertanyaan sebagai prasyarat pengetahuan awal
1.  Siswa memberikan respon terhadap teka-teki yang diberikan oleh guru

2.  Siswa menyimak penjelasan guru

3.  Siswa memberikan respon dengan menjawab pertanyaan guru sebagai bentuk pengetahuan awalnya
Inti
1.    Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai topik pembelajaran.
2.    Guru menugaskan siswa untuk membaca materi pelajaran dalam buku paket kemudian membuat rangkuman dari buku tersebut
3.    Guru memberikan bimbingan terhadap aktivitas belajar siswa yaitu membagi siswa dalam beberapa kelompok diskusi kemudian memberikan masalah sesuai topik untuk didiskusikan siswa
4.    Guru menugaskan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
5.    Guru memberikan penguatan terhadap hasil presentasi siswa
6.    Guru memberikan dengan menanyakan berbagai perilaku yang ditampilkan siswa selama mengikuti pembelajaran

7.    Guru membagikan soal-soal evaluasi
1.  Siswa menyimak penjelasan guru

2.  Siswa membaca buku paket dan merangkum isi buku sesuai topik pembelajaran


3.  Siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan bimbingan dan instruksi guru




4.  Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

5.  Siswa menyimak penguatan yang diberikan guru
6.  Siswa memberikan respon dengan mengemukakan berbagai argumentasi yang rasional

7.  Siswa mengerjakan soal evaluasi
Penutup
1.    Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi pembelajaran yang belum dipahaminya
2.    Guru menyimpulkan materi pembelajaran
3.    Guru merefleksi dan memberikan penguatan
1.    Siswa menanyakan materi pembelajaran yang belum dipahaminya


2.    Siswa mencatat kesimpulan yang diberikan guru
3.    Siswa menyimak refleksi dan penguatan yang diberikan guru

Kelebihan Information Processing Model
Menurut Roestiah (2008:76) keunggulan model pembelajaran Processing Information adalah sebagai berikut:
1.      Dapat membentuk dan mengembangkan sel-consept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2.      Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3.      Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4.      Mendorong siswa berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
5.      Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
6.      Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
7.      Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8.      Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9.      Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.
10.  Dapat memberi waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Model pembelajaran Processing Information mengandung proses mental yang tingkatannya cukup tinggi. Sukmadinata (2005:174) menyebutkan bahwa proses mental yang ada pada inquiri diantaranya merumuskan masalah, membuat hipotesis, mendesain eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran model pembelajaran Processing Information menuntut guru untuk mengarahkan kegiatan mental siswa sesuai dengan perencanaan. Sukmadinata (2005:175) menyebutkan keuntungan model pembelajaran Processing Information sebagai berikut:
1.      Perkembangan cara berpikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan mengumpulkan atau memproses keterangan dengan inquiri approach dapat dikembangkan seluas-luasnya.
2.      Dapat melatih siswa untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.

Berdasarkan keunggulan model pembelajaran Processing Information tersebut guru atau pelaksanaan pembelajaran dapat mensiasati atau lebih kreatif dalam mendesain kelas sehingga terciptalah suasana kelas yang kondusif. Model pembelajaran Processing Information menuntut kekreatifan guru dalam mengatur kelas sehingga siswa menjadi termotivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran diupayakan terfokus pada aktivitas belajar siswa sehingga peran guru dalam pembelajaran hanya sebagai penyampai informasi maupun pesan, sedangkan siswa mengolah informasi untuk menarik generalisasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

3 komentar: