Jumat, 21 Maret 2014

INFORMATION PROCESSING MODEL



INFORMATION PROCESSING MODEL

 Salah satu model pembelajaran yang digunakan pada dunia pendidikan adalah model pembelajaran pengolahan informasi atau Information Processing Model. Model pembelajaran pengolahan informasi menekankan pada aktivitas siswa mengolah informasi berupa materi pembelajaran yang disampaikan guru. Pengertian Information Processing Model


Information Processing Model dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif dan berorientasi pada kemampuan memproses informasi. Berkaitan pengertian Information Processing Model, Amri (2010:96) menjelaskan bahwa model pembelajaran Processing Information atau model pembelajaran pemrosesan informasi dikembangkan melalui pembinaan kapasitas berfikir yang diilhami oleh metode klinis ciptaan Jean Piaget. Sejalan dengan pendapat Amri,  Trianto (2007:47) menjelaskan sebagai berikut:
Model pembelajaran pengolahan informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengordinasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya. Beberapa model dalam kelompok ini memberikan kepada para siswa sejumlah konsep, sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan pengetesan hipotesis, dan sebagian lainnya memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Beberapa model sengaja dirancang untuk memperkuat kemampuan intelektual umum.
 Secara lebih terperinci Silberman (2002:144) menjelaskan pengertian Information Processing Model dengan mengungkapkan, “Information Processing Model sama dengan ujian buka buku. Tim mencari informasi yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Model ini khususnya sangat membantu dalam materi pembelajaran yang membosankan”. Model pembelajaran pengolahan informasi atau Information Processing Model pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengordinasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya. Beberapa model dalam kelompok ini memberikan kepada para siswa sejumlah konsep. Sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan pengetesan hipotesis, dan sebagian lainnya memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Beberapa model sengaja dirancang untuk memperkuat kemampuan intelektual umum.
Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir produktif. Sedangkan beberapa model pembelajaran lainnya berhubungan dengan kemampuan intelektual secara umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis (Rusman, 2011:139). Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun pemrosesan informasi ini adalah seperti pada tabel berikut:
 Model-Model Pembelajaran yang Tergolong Rumpun Pemrosesan Informasi

No
Nama Model Pembelajaran
Tokoh
Misi/tujuan/manfaat
1
Berpikir Induktif
Hilda Taba
Ditujukan secara khusus untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya. Model ini memiliki keunggulan melatihkan kemampuan menganalisis informasi dan membangun konsep yang berhubungan dengan kecakapan berpikir.
2.
Latihan Inkuiri
Richard Suchman
Sama dengan model berpikir induktif, model ini ditujukan untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya. Kelebihan model ini dibandingkan dengan berpikir induktif lebih banyak melatihkan metode ilmiah.
3.
Pembentukan
konsep
Jerome Bruner, dan Austin
Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif, peserta didik dilatih mempelajari konsep secara efektif.
4
Perkembangan
kognitif
Jean Piaget,
Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir/pengembangan intelektual pada umumnya, khususnya berpikir logis, meskipun demikian kemampuan ini dapat diterapkan pada kehidupan sosial dan pengembangan moral.
5
Advanced organizer
David Ausubel
Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengolah informasi melalui penyajian materi beragam (ceramah, membaca, dan media lainnya) dan  menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah ada.
6.
Mnemonics
Pressley, Levin,
Strategi belajar untuk mengingat dan mengasimilasikan materi pembelajaran
Sumber: (Rusman, 2011:141)

Sintaks Pembelajaran Menggunakan Information Processing Model
Penerapan model pembelajaran pemrosesan informasi dilakukan berdasarkan jenis model yang diterapkan. Rusman (2011:138) menyebutkan langkah-langkah penerapan model pemrosesan informasi sebagai berikut:
1.        Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas.
2.        Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa
3.        Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
4.        Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang direncanakan.
5.        Memberikan bimbingan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
6.        Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.
7.        Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.
8.        Melaksanakan penilaian proses dan hasil.
9.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.

Berdasarkan sintaks pembelajaran Information Processing Model, maka disusun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Langkah Pembelajaran Menggunakan Information Processing Model
Langkah
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Awal
1.  Guru menjelaskan tujuan serta topik pembelajaran yang akan dilaksanakan
2.  Melakukan tindakan awal untuk menarik perhatian siswa yaitu dengan memberikan teka-teki yang harus dijawab siswa.
3.  Merangsang siswa untuk memulai aktivitas belajar dengan memberikan apersepsi berupa pertanyaan sebagai prasyarat pengetahuan awal
1.  Siswa memberikan respon terhadap teka-teki yang diberikan oleh guru

2.  Siswa menyimak penjelasan guru

3.  Siswa memberikan respon dengan menjawab pertanyaan guru sebagai bentuk pengetahuan awalnya
Inti
1.    Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai topik pembelajaran.
2.    Guru menugaskan siswa untuk membaca materi pelajaran dalam buku paket kemudian membuat rangkuman dari buku tersebut
3.    Guru memberikan bimbingan terhadap aktivitas belajar siswa yaitu membagi siswa dalam beberapa kelompok diskusi kemudian memberikan masalah sesuai topik untuk didiskusikan siswa
4.    Guru menugaskan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
5.    Guru memberikan penguatan terhadap hasil presentasi siswa
6.    Guru memberikan dengan menanyakan berbagai perilaku yang ditampilkan siswa selama mengikuti pembelajaran

7.    Guru membagikan soal-soal evaluasi
1.  Siswa menyimak penjelasan guru

2.  Siswa membaca buku paket dan merangkum isi buku sesuai topik pembelajaran


3.  Siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan bimbingan dan instruksi guru




4.  Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

5.  Siswa menyimak penguatan yang diberikan guru
6.  Siswa memberikan respon dengan mengemukakan berbagai argumentasi yang rasional

7.  Siswa mengerjakan soal evaluasi
Penutup
1.    Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi pembelajaran yang belum dipahaminya
2.    Guru menyimpulkan materi pembelajaran
3.    Guru merefleksi dan memberikan penguatan
1.    Siswa menanyakan materi pembelajaran yang belum dipahaminya


2.    Siswa mencatat kesimpulan yang diberikan guru
3.    Siswa menyimak refleksi dan penguatan yang diberikan guru

Kelebihan Information Processing Model
Menurut Roestiah (2008:76) keunggulan model pembelajaran Processing Information adalah sebagai berikut:
1.      Dapat membentuk dan mengembangkan sel-consept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2.      Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3.      Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4.      Mendorong siswa berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
5.      Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
6.      Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
7.      Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8.      Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9.      Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.
10.  Dapat memberi waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Model pembelajaran Processing Information mengandung proses mental yang tingkatannya cukup tinggi. Sukmadinata (2005:174) menyebutkan bahwa proses mental yang ada pada inquiri diantaranya merumuskan masalah, membuat hipotesis, mendesain eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran model pembelajaran Processing Information menuntut guru untuk mengarahkan kegiatan mental siswa sesuai dengan perencanaan. Sukmadinata (2005:175) menyebutkan keuntungan model pembelajaran Processing Information sebagai berikut:
1.      Perkembangan cara berpikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan mengumpulkan atau memproses keterangan dengan inquiri approach dapat dikembangkan seluas-luasnya.
2.      Dapat melatih siswa untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.

Berdasarkan keunggulan model pembelajaran Processing Information tersebut guru atau pelaksanaan pembelajaran dapat mensiasati atau lebih kreatif dalam mendesain kelas sehingga terciptalah suasana kelas yang kondusif. Model pembelajaran Processing Information menuntut kekreatifan guru dalam mengatur kelas sehingga siswa menjadi termotivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran diupayakan terfokus pada aktivitas belajar siswa sehingga peran guru dalam pembelajaran hanya sebagai penyampai informasi maupun pesan, sedangkan siswa mengolah informasi untuk menarik generalisasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

Tanggung Jawab dan Peranan Administrasi Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Segenap aspek kegiatan manusia pada dasarnya harus selalu berjalan melalui proses tertentu dalam mencapai tujuannya. Semua kegiatan kehidupan manusia tidak mungkin dapat berjalan dengan lancar, ekonomis efektif apabila dibiarkan secara natural saja. Baik bidang politik, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya, secara rasional harus di selenggarakan berdasarkan proses kerja tertentu yang dapat membawa hasil lebih baik. Dalam hal ini, jalan yang dapat memberikan jawaban atas tantangan tersebut adalah perlunya penerapan sistem kerja administrasi kedalam unsur-unsur kegiatan disemua bidang kehidupan. Termasuk kedalam lingkup permasalahan ini adalah diselengarakannya pendidikan sebagai salah satu sektor pembangunan nasional yang didukung oleh sistem administrasi atu pengelolaan yang canggih, dengan harapan agar memperoleh hasil yang seoptimal mungkin.
Ilmu administrasi merupakan ilmu yang membicarakan mengenai berbagai usaha manusia dalam rangka meningkatkan efesiensi dan afekktivitas serta produktifitas kerja, aktivitas di dalam suatu organisasi, unit kerja maupun kelompok-kelompok tertentu, yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan”. Usaha-usaha yang dimaksud terutama diarahkan untuk mendayagunakan sumber daya manusia di samping sumber daya lainnya agar dapat mencapai hasil kerja secara optimal.
Lembaga pendidikan formal, baik sekolah, madrasah maupun perguruan tinggi merupakan suatu pola kerja sama antar manusia yang saling melibatkan diri dalam suatu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegaiatan administrasi sebagaimana yang disebut.  Pendidikan sebagai salah satu proses interaksi manusia tidak terlepas dari jangkauan wawasan kerja administrasi ini. Pendidikan yang dikatagorikan sukses apabila setiap jaringan kerjanya telah berjalan sesuai dengan rencana, dan mencapai sasaran dan tujuan yang sepadan dengan kadar atau secara filosofis sejalan dengan  apa yang dicita-citakan dalam pendidikan.
Dengan dasar-dasar pemikiran di atas penulis menganggap penting menyusun makalah dengan tema “Tanggung Jawab dan Peranan Administrasi Pendidikan” dalam rangka untuk memberikan andil yang besar dalam menjawab segala tantangan dunia pendidikan. 

B.       Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan makalah, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengertian administrasi pendidikan?
2.      Bagaimana tanggung jawab administrasi pendidikan?
3.      Bagaimana peran administrasi pendidikan?

C.      Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan yang diasuh oleh Suslinda Asmara, S.Pd. MM yang sedang penulis tempuh. Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.         Pengertian administrasi pendidikan.
2.         Tanggung jawab administrasi pendidikan.
3.         Peran administrasi pendidikan









BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Administrasi Pendidikan
Administrasi dipandang sama dengan konsep manajemen. Manajemen pendidikan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan pendidikan. Secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang diterapkan dalam bidang pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang berkaitan dengan pendidikan. Oleh karena itu pemahaman tentang manajemen pendidikan menuntut pula pemahaman tentang manajemen secara umum.
Secara morfologis kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terbentuk dari kata Ad dan ministrate. Kata ad mempunyai pengertian yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggris berarti ke atau kepada inistrare mempunyai makna yang sama dengan istilah to conduct, to lead dan to guide atau mengarahkan, melayani, memimpin dan membimbing. Sedangan isltilah to administer itu sendiri dalam bahasa Inggris mengandung beberpap pengertian yakni mengarhkan, mengatur, dan memelihara. 
Kegiatan administrasi itu dilaksanakan dalam setiap kelompok kerjasama sejumlah manusia dalam berbagai bidang kehidupan termasuk di dalamnya bidang pendidikan. Oleh karena itu, administrasi pendidikan merupakan aplikasi ilmu administrasi dalam kegiatan pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha-usaha pendidikan yang diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang dengan menggunakan segala sarana dan prasarana yang tersedia baik moral maupun material dan spiritual agar tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
Kegiatan administrasi juga merupakan usaha pengendalian rangkaian kegiatan kependidikan yang terarah pada pencapaian tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh kelompok kerjasama yang menyelenggarakan usaha kependidikan. Dengan demikian administrasi pendidikan bukanlah kegiatan kependidikan, akan tetapi adalah kegiatan pengendalian rangkaian kegiatan kependidikan agar berlangsung secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau seluruh proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan. Administrasi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari penataan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat dipahami bahwa administrasi pendidikan adalah tindakan mengkoornisasikan perilaku manusia dalam pendidikan, agar sumber daya yang ada dapat ditata sebaik mungkin, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif. Administrasi pendidikan merupakan manajemen pengelolaan seluruh kegiatan pendidikan sebagai pemandu jalannya proses pendidikan.

B.       Tanggung Jawab Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan memiliki tanggung jawab besar terhadap pelaksanaan proses pendidikan. Diantara tanggung jawab administrasi pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:
1.         Tanggung Jawab Planing atau Perencanaan.
Perencanaan merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan dan juga merupakan persiapan dalam kegiatan administrasi, dan dianggap syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga baik perorangan maupun kelompok. Rancangan yang disusun dalam konteks pendidikan meliputi:
1)        Perumusan tujuan yang hendak dicapai
2)        Penentuan bidang atau fungsi unit sebagai bagian-bagian yang akan melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
3)        Menetapkan jangka waktu yang diperlukan
4)        Menetapkan metode atau cara mencapai tujuan
5)        Menetapkan alat yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan efesiensi pencapaian tujuan
6)        Merumuskan rencana evaluasi atau penilaian untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan
7)        Menetapkan jumlah dan sumber dana yang diperlukan.
Dengan demikian rancangan kegiatan administrasi pendidikan yang harus dirumuskan mencakup 7 faktor yaitu Faktor tujuan, faktor bidang atau bentuk kegiatan, faktor waktu, faktor metode, faktor alat, faktor penilaian, dan faktor dana.
2.         Tanggung Jawab Organizing atau Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah aktivitas penyusunan, pembentukan hubungan kerja antara orang-orang atau organ-organ sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau penyusunan bagian-bagian yang terpisah sehingga terjadi suatu kesatuan dan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam langkah pengorganisasian ini, ada dua hal pokok yang menjadi perhatian:
1)        Penciptaan mekanisme atau tata kerja, seirama dengan pola struktur organisasi yang dibuat-ditetapkan.
2)        Penentuan dan pendistribusian kerja yaitu, penyebaran dan pembagian tugas/ pekerjaan sekaligus pelaksanaan-pelaksanaan beserta kewenangan dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh masing-masing anggota/ staf pengurus organisasi.
3.         Tanggung Jawab Penggerakan atau Actuation.
Aktuasi artinya menggerakkan orang-orang dalam organisasi agar mau bekerja dengan penuh kesadaran secara bersama-sama mencapai tujuan yang diharapkan.
4.         Tanggung Jawab Controlling atau Pengawasan.
Pengawasan merupakan  kegiatan-kegiatan dan tindakan-tindakan untuk mengamankan rencana dan keputusan yang telah dibuat atau yang sedang dilaksanakan. Bagian supervisi, bahwa setiap pelaksanaan daripada program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.
Selanjutnya ditambahkan tanggung jawab administrasi pendidikan adalah pengarahan, koordinasi, dan evaluasi. Pengarahan maksudnya member bimbingan dan petunjuk yang diberikan sebelum kegiatan pelaksanaan dilakukan, untuk memelihara, menjaga dan mengajukan organisasi melalui orang-orang yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar setiap kegiatan yang dilakukan nanti tidak terlepas dari usaha pencapaian tujuan pendidikan.
Koordinasi adalah mengsingkronkan dan meluruskan semua kegiatan unit dapertemen/ satuan organisasi menuju tercapainya tujuan/ hasil akhir yang sama, koordinasi menyangkut semua orang, kelompok unit organisasi dan semua kegiatan dalam setiap organisasi dimana orang bekerjasama. Tanpa koordinasi terjadi pemborosan uang, tenaga dan waktu yang sangat banyak. Evaluasi adalah untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program. Jadi, evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan, pendidikan adalah aktifitas-aktifitas untuk menentukan sampai dimana hasil dan tujuan-tujuan pendidikan itu telah tercapai.

C.      Peran Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan. Sedangkan administrasi sekolah kegiatan-kegiatannya terbatas pada pelaksanaan pengelolaan pendidikan di sekolah sehingga kita mengenal adanya administrasi Sekolah Dasar, Lanjutan, Perguruan Tinggi dan sebagainya, diantaranya kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi dan sebagainya. Didalam administrasi terdapat beberapa unsur pokok, diantaranya adanya sekelompok manusia sedikitnya dua orang, adanya tujuan yang hendak di capai bersama, adanya tugas atau fungsi yang harus dilaksanakan, dan adanya perlengkapan dan peralatan.
Administrasi pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Jadi, dengan lebih memperhatikan aspek administrasi pendidikan, maka diharapkan tujuan pendidikan atau target program pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Administrasi pendidikan yang juga sering disebut dengan manajemen pendidikan yang sangat diperlukan untuk menjamin supaya seluruh kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan optimal. Administrasi pendidikan memiliki peran sebagai perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengoordinasian (Coordinating), komunikasi, supervisi, kepegawaian (Staffing), pembiayaan (Budgeting), penilaian (Evaluating).
Dalam administrasi pendidikan terkandung unsur-unsur, yaitu tujuan yang akan dicapai, adanya proses kegiatan bersama, adanya pemanfaatan sumber daya, adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber daya yang ada. Dengan melihat kepada unsur-unsur pokok dalam administrasi seperti telah di kemukakan terdahulu, jelas bahwa bidang-bidang yang tercakup di dalam proses kegiatan administrasi pendidikan itu luas. Secara terperinci bidang administrasi pendidikan adalah sebagai berikut:
1.         Administrasi tata laksana sekolah, meliputi:
1)        Organisasi dan struktur pegawai tata usaha.
2)        Organisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah, masalah kepegawaian, masalah perlengkapan dan perbekalan, keuangan dan pembukuan.
3)        Korespondensi  atau surat-menyurat,
4)        Laporan-laporan bulanan, kuartalan, dan tahunan) masalah pemangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberhentian pegawai,
5)        Pengisian buku pokok, klapper, raport, dan sebagainya.
2.         Administrasi Murid, meliputi:
1)        Organisasi dan perkumpulan murid
2)        Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid
3)        Penilaian dan pengukuran kemajuan murid
4)        Bimbingan dan penyuluhan bagi murid
3.         Supervisi pengajaran, meliputi:
1)        Usaha membangkitkan semangat guru dan pegawai
2)        Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode pengajaran yang baru
3)        Usaha mengembangakan kerja sama antara guru, murid,dan pegawai
4)        Mengusahakan cara-cara menilai hasil pendidikan
5)        Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru
4.         Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum, meliputi:
1)        Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan
2)        Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum
3)        Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus di ikuti begitu saja tanpa perubahan
5.         Pendidikan dan perencanaan bangunan sekolah, meliputi:
1)        Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang di butuhkan
2)        Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian sekolah
3)        Menentukan jumlah ruang dan luasnya
4)        Cara-cara penggunaan gedung dan fasilitas sekolah
5)        Alat-alat perlengkapan
6)        Kondisi masyarakat sekitar sekolah
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi kepala sekolah dan guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data (recording system) dan pelaporan (reporting system).
Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Pendidikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian, dan keperluan administrasi lainnya.
Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya. Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.  Jadi administrasi pendidikan sangat mempunyai peran yang sangat vital dalam pengembangan dan kemajuan dalam dunia pendidikan sehingga arah untuk merealisasikan suatu prestasi sangatlah mudah tercapai.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian tentang tanggung jawab dan peran administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.         Administrasi pada intinya adalah kerja sama antar manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah dan tidak sempurna, sementara pada sisi yang lain manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan yang senantiasa menuntut untuk dipenuhi, maka manusia membutuhkan manusia lain untuk bekerja secara bersama-sama dalam memenuhi kebutuhannya. Administrasi adalah semua kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya pengertian administrasi pendidikan adalah tindakan mengkoornisasikan perilaku manusia dalam pendidikan, agar sumber daya yang ada dapat ditata sebaik mungkin, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif atau dengan kalimat lain dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan di instansi pendidikan secara beersama-sama untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.
2.         Tanggung jawab administrasi pendidikan adalah pengarahan, koordinasi, dan evaluasi. Pengarahan maksudnya member bimbingan dan petunjuk yang diberikan sebelum kegiatan pelaksanaan dilakukan, untuk memelihara, menjaga dan mengajukan organisasi melalui orang-orang yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar setiap kegiatan yang dilakukan nanti tidak terlepas dari usaha pencapaian tujuan pendidikan.
3.         Administrasi pendidikan memiliki peran sebagai perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengoordinasian (coordinating), komunikasi, supervisi, kepegawaian (staffing), pembiayaan (budgeting), penilaian (evaluating).

B.       Saran
Berdasarkan hasil pemaparan tentang tanggung jawab dan peran administrasi pendidikan dapat disarankan bagi seluruh civitas academica sebagai berikut:
1.         Setiap penyelenggaraan program pendidikan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.
2.         Setiap penyelenggara pendidikan harus memiliki administrasi yang sistematis sehingga dapat merencanakan, melaksanakan dan meraih hasil proses pendidikan secara maksimal.





















DAFTAR PUSTAKA

Asnawir. 2005. Administrasi Pendidikan, Padang: IAIN IB Press.

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Nawawi, Hadari. 2007. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung.

Purwanto, M. Ngalim. 2010. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sabri, Ahmad. 2000. Administrasi Pendidikan, Padang: IAIN IB Press.

Subroto, Suryo. 2008. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara.