PENGARUH PENERAPAN INFORMATION
PROCESSING MODEL TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI
PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERATURAN KELAS VII SMP NEGERI 3 BUAY PEMUKA PELIUNG
TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
A. Pendahuluan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat
1 menyebutkan, “Pendidikan adalah usaha
sadar dan
terencana untuk mewujudkan
suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif
mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (Depdiknas, 2003:2). Berdasarkan
penjelasan tersebut, pendidikan merupakan segala bentuk kegiatan yang dilakukan
untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki manusia. Pendidikan adalah
suatu usaha yang dilakukan untuk mengarahkan serta mengembangkan potensi yang
dimiliki siswa agar dapat berkembang secara maksimal. Usaha dalam pendidikan
dilakukan dalam suatu kegiatan yang disusun secara sistematis dalam kegiatan
belajar.
Djamarah (2008:13) menjelaskan bahwa
belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut
pengertian tersebut belajar adalah suatu kegiatan melibatkan dua unsur yaitu
jiwa serta raga. Aspek raga dalam belajar adalah segala bentuk aktivitas fisik
yang dilakukan seseorang dalam belajar. Perubahan diperoleh melalui belajar
bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan
baru. Semua bentuk perubahan pada fisik yang tidak ada relevansi dengan
kegiatan belajar tidak dapat disebut sebagai perubahan akibat belajar. Oleh
karena itu, perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa
yang mempengaruhi tingkah laku seseorang dan umumnya disebut hasil belajar.
Purwanto (2010:97) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah suatu
keadaan fisik maupun psikis individu setelah
proses belajar selesai. Oleh karena itu belajar dikatakan
berhasil apabila terjadi perubahan individu baik secara fisik maupun
psikis ke arah positif. Senada dengan Purwanto, Rasyid (2008:79)
mengatakan ”Hasil belajar adalah perubahan
baik secara fisik maupun psikis pada diri seseorang setelah proses belajar
dilaluinya selesai”. Inti dari hasil belajar adalah perubahan. Hasil dari
belajar dapat diketahui dari banyak sedikitnya perubahan dialami oleh seseorang
setelah menyelesaikanbelajarnya. Hasil belajar dalam bahasa keseharian dapat disebut dengan
hasil belajar”.
Pencapaian hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Djamarah (2008:17) mengatakan bahwa
keberhasilan belajar dan pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor
dari diri siswa sendiri dan faktor dari luar. Faktor dari dalam diri siswa
dapat berupa tingkat inteligensi, motivasi, minat dan lain sebagainya.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar dari luar diri
siswa meliputi lingkungan, profesionalisme guru, penggunaan media dan model
pembelajaran tertentu. Model
pembelajaran sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, mempunyai peran besar besar dalam seluruh kegiatan pembelajaran.
Berkaitan peran model pembelajaran,
Djamarah (2006:3) mengatakan bahwa kemampuan dan hasil belajar siswa ditentukan
oleh kesesuaian model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan pembelajaran.
Hal tersebut berarti bahwa tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan
penggunaan model pembelajaran yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan
yang terpatri di dalam suatu tujuan. Ketidaksesuaian model pembelajaran dengan
tujuan serta karakteristik materi pembelajaran akan mengakibatkan pencapaian
hasil belajar siswa kurang maksimal. Hal tersebut sebagaimana terjadi pada
pembelajaran fisika di kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung yang hanya
menggunakan model pembelajaran konvensional ceramah.
Penggunaan
metode ceramah menjadikan pembelajaran fisika di kelas VII SMP Negeri 3 Buay
Pemuka Peliung bersifat verbalis dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
menjadi rendah. Selama pembelajaran menggunakan metode ceramah, siswa hanya
berperan sebagai objek belajar yang hanya mendengarkan penjelasan guru secara
pasif sehingga aktivitas belajar dan hasil belajar fisika siswa kurang
maksimal. Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengadakan suatu penelitian
berbentuk eksperimental melalui perubahan model pembelajaran yang digunakan.
Model pembelajaran yang dapat
dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran sangat beraneka ragam diantaranya
model pembelajaran individual, model pembelajaran kolaboratif
maupun model pembelajaran pengelolaan informasi atau Information Processing
Model. Model pembelajaran Processing Information atau
model pembelajaran pemrosesan informasi dikembangkan melalui model pengembangan
kapasitas berfikir yang diilhami oleh metode klinis ciptaan
Jean Piaget (dalam Amri, 2010:96). Pengembangan kapasitas berfikir ini diarahkan pada pengembangan-pengembangan daya
cipta akal siswa, berfikir kritis siswa, penilaian mandiri siswa juga
pengembagan, maupun sosio emosional siswa.
Melalui penerapan Information
Processing Model diharapkan siswa akan
lebih memahami berbagai informasi yang disampaikan melalui proses pembelajaran.
Pemahaman terhadap berbagai informasi tentang materi pelajaran akan memberikan
kepahaman siswa terhadap materi pelajaran secara keseluruhan, sehingga siswa
akan lebih mudah menyelesaikan berbagai permasalahan maupun soal-soal pada
pembelajaran fisika. Information Processing Model
menekankan
pada pemberian informasi kepada siswa kemudian menugaskan siswa
mengaktualisasikan informasi yang diberikan dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan atau soal-soal materi pelajaran fisika. Information
Processing Model dimungkinkan efektif
untuk diterapkan dalam pembelajaran ilmu-ilmu eksak termasuk fisika.
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka penelitian tentang pengaruh penerapan Information
Processing Mode terhadap
hasil belajar fisika perlu diungkap. Penelitian dilaksanakan melalui sebuah
penelitian yang dirancang dan diimplementasikan
dalam suatu studi eksperimen, sehingga penelitian ini
mengambil judul “Pengaruh Penerapan Information
Processing Model Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi
Pembelajaran Gerak Lurus Beraturan Kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung
Tahun pembelajaran 2013/2014”.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh penerapan Information Processing
Model terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi
pembelajaran Gerak Lurus Beraturan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka
Peliung Tahun pembelajaran 2013/2014?”. Masalah penelitian dapat diperinci
melalui berbagai rincian masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana hasil belajar fisika siswa
yang pembelajarannya menggunakan Information Processing Model pada
materi pembelajaran Gerak Lurus Beraturan di kelas VII SMP Negeri Buay Pemuka
Peliung Tahun Pembelajaran 2013/2014?
2.
Bagaimana hasil belajar fisika siswa
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi
pembelajaran Gerak Lurus Beraturan di kelas VII SMP Negeri Buay Pemuka Peliung
Tahun Pembelajaran 2013/2014?
3.
Adakah pengaruh Information
Processing Model terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi
pembelajaran Gerak Lurus Beraturan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka
Peliung Tahun Pembelajaran 2013/2014?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah
untuk mengetahui pengaruh penerapan Information Processing Model terhadap
hasil belajar fisika pada materi pembelajaran Gerak Lurus Beraturan di kelas
VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung Tahun pembelajaran 2013/2014.
D. Manfaat
Penelitian
Secara teoretis penelitian ini
diharapkan dapat menambah khasanah intelektual bidang penelitian pendidikan terkait penerapan
berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pelajaran fisika materi
pembelajaran Gerak Lurus Beraturan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai acuan guru bidang studi fisika dalam melaksanakan
pembelajaran. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran fisika materi pembelajaran Gerak Lurus
Beraturan.
E. Hipotesis
Penelitian
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara
penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang
diajukan. Sugiyono (2006:81) mengatakan bahwa dalam statistik hipotesis dapat
diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi. Pada
penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H0 Tidak terdapat pengaruh penerapan Information Processing Model yang signifikan terhadap hasil
belajar fisika siswa pada materi pembelajaran Gerak Lurus Beraturan di kelas
VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung Tahun Pembelajaran 2013/2014.
Ha Terdapat pengaruh penerapan Information Processing
Model yang signifikan
terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pembelajaran Gerak Lurus
Beraturan di kelas VII SMP Negeri 3 Buay
Pemuka Peliung Tahun Pembelajaran 2013/2014.
F.
Landasan Teori
1.
Information
Processing Model
Information Processing Model merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert M. Gagne. Menurut Gagne (dalam
Budiningsih, 2005:16), ”Belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi”.
Teori informasi psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari teori
matematika yang disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meninngkatkan
penggiriman pesan. Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang
berkaitan secaara langsung dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan
persfektif baru pada pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar
yang efektif. Dalam teori pengolahan informasi terdapat persepsi, pengkodean,
dan penyimpanan di dalam memori jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada
siswa siasat untuk memecahkan masalah.
Teori pemrosesan informasi adalah teori
kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin 2000: 175). Teori ini
menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat
dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi
belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak
melalui beberapa indera.
Information Processing Model dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif dan
berorientasi pada kemampuan memproses informasi. Berkaitan pengertian Information Processing Model, Amri
(2010:96) menjelaskan bahwa model pembelajaran Processing Information atau
model pembelajaran pemrosesan informasi dikembangkan melalui pembinaan kapasitas berfikir yang diilhami oleh metode klinis ciptaan Jean
Piaget. Sejalan dengan pendapat Amri, Trianto (2007:47) menjelaskan bahwa model
pembelajaran pengolahan informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara
memperkuat dorongan-dorongan internal untuk memahami dunia dengan cara menggali
dan mengordinasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya. Beberapa model dalam kelompok ini memberikan kepada para siswa
sejumlah konsep, sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan
pengetesan hipotesis, dan sebagian lainnya memusatkan perhatian pada
pengembangan kemampuan kreatif. Beberapa model sengaja dirancang untuk
memperkuat kemampuan intelektual umum.
Secara lebih terperinci Silberman
(2002:144) menjelaskan pengertian Information
Processing Model dengan mengungkapkan, “Information
Processing Model sama dengan ujian buka buku. Tim mencari informasi yang
menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Model ini khususnya sangat
membantu dalam materi pembelajaran yang membosankan”. Model pembelajaran
pengolahan informasi atau Information
Processing Model pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat
dorongan-dorongan internal untuk memahami dunia dengan cara menggali dan
mengordinasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya. Beberapa model dalam kelompok ini memberikan kepada para siswa
sejumlah konsep. Sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan
pengetesan hipotesis, dan sebagian lainnya memusatkan perhatian pada
pengembangan kemampuan kreatif. Beberapa model sengaja dirancang untuk
memperkuat kemampuan intelektual umum.
Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan
Informasi bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu
yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari
lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan
masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Beberapa model pembelajaran dalam
rumpun ini berhubungan dengan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah, dengan
demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir produktif.
Sedangkan beberapa model pembelajaran lainnya berhubungan dengan kemampuan
intelektual secara umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi
yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis (Rusman, 2011:139).
Model pembelajaran pengolahan informasi pada dasarnya
menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal datang
dari dalam diri untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengordinasikan
data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya. Beberapa
model dalam kelompok ini memberikan kepada para siswa sejumlah konsep, sebagian
lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan pengetesan hipotesis, dan
sebagian lainnya memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif.
2.
Langkah Penerapan Information Processing Model
Penerapan model pembelajaran pemrosesan informasi dilakukan berdasarkan jenis
model yang diterapkan. Rusman (2011:138) menyebutkan langkah-langkah penerapan
model pemrosesan informasi sebagai berikut:
1)
Memberikan
informasi mengenai tujuan pembelajaran.
2)
Melakukan
tindakan untuk menarik perhatian siswa
3)
Merangsang
siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
4)
Menyampaikan
isi pembelajaran sesuai dengan topik yang direncanakan.
5)
Memberikan
bimbingan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
6)
Memberikan
penguatan pada perilaku pembelajaran.
7)
Memberikan feedback
terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.
8)
Melaksanakan
penilaian proses dan hasil.
9)
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya.
Berdasarkan
sintaks pembelajaran Information Processing Model, maka disusun
langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 1 Langkah Pembelajaran Menggunakan Information
Processing Model
Langkah
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
Awal
|
1. Guru menjelaskan tujuan serta
topik pembelajaran yang akan dilaksanakan
2. Melakukan tindakan awal untuk
menarik perhatian siswa yaitu dengan memberikan teka-teki yang harus dijawab
siswa.
3. Merangsang siswa untuk memulai
aktivitas belajar dengan memberikan apersepsi berupa pertanyaan sebagai
prasyarat pengetahuan awal
|
1.
Siswa menyimak penjelasan guru
2.
Siswa memberikan respon terhadap teka-teki yang
diberikan oleh guru
3.
Siswa memberikan respon dengan menjawab pertanyaan
guru sebagai bentuk pengetahuan awalnya
|
Inti
|
1.
Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai topik
pembelajaran kemudian menugaskan siswa untuk membaca materi pelajaran dalam
buku paket kemudian membuat rangkuman dari buku tersebut
2.
Guru memberikan bimbingan terhadap aktivitas belajar
siswa yaitu membagi siswa dalam beberapa kelompok diskusi kemudian memberikan
masalah sesuai topik untuk didiskusikan siswa
3.
Guru menugaskan siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
4.
Guru memberikan penguatan terhadap hasil presentasi
siswa
5.
Guru memberikan dengan menanyakan berbagai perilaku
yang ditampilkan siswa selama mengikuti pembelajaran
6.
Guru membagikan soal-soal evaluasi
|
1.
Siswa menyimak penjelasan guru kemudian membaca buku
paket dan merangkum isi buku sesuai topik pembelajaran
2.
Siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan bimbingan dan instruksi guru
3.
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
4.
Siswa menyimak penguatan yang diberikan guru
5.
Siswa memberikan respon dengan mengemukakan berbagai
argumentasi yang rasional
6.
Siswa mengerjakan soal evaluasi
|
Penutup
|
1.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi pembelajaran yang belum dipahaminya
2.
Guru menyimpulkan materi pembelajaran
3.
Guru merefleksi dan memberikan penguatan
|
1.
Siswa menanyakan materi pembelajaran yang belum
dipahaminya
2.
Siswa mencatat kesimpulan yang diberikan guru
3.
Siswa menyimak refleksi dan penguatan yang diberikan
guru
|
3.
Kelebihan dan Kelemahan Information Processing Model
Menurut Roestiah (2008:76) keunggulan model pembelajaran Processing
Information adalah sebagai berikut:
1)
Dapat membentuk dan mengembangkan
sel-consept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar
dan ide-ide lebih baik.
2)
Membantu dalam menggunakan ingatan dan
transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3)
Mendorong siswa untuk berpikir dan
bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4)
Mendorong siswa berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesanya sendiri.
5)
Memberi kepuasan yang bersifat
intrinsik.
6)
Situasi proses belajar menjadi lebih
merangsang.
7)
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan
individu.
8)
Memberi kebebasan siswa untuk belajar
sendiri.
9)
Siswa dapat menghindari dari cara-cara
belajar yang tradisional.
10) Dapat
memberi waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi.
Model pembelajaran Processing
Information mengandung
proses mental yang tingkatannya cukup tinggi. Sukmadinata (2005:174)
menyebutkan bahwa proses mental yang ada pada inquiri diantaranya merumuskan masalah, membuat hipotesis,
mendesain eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data,
dan menarik kesimpulan. Diskusi yang dilakukan dalam pembelajaran model
pembelajaran Processing Information menuntut guru untuk mengarahkan kegiatan mental siswa sesuai dengan
perencanaan. Sukmadinata (2005:175) menyebutkan keuntungan model pembelajaran Processing
Information sebagai berikut:
1)
Perkembangan cara berpikir ilmiah,
seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan mengumpulkan atau memproses
keterangan dengan inquiri approach dapat dikembangkan seluas-luasnya.
2)
Dapat melatih siswa untuk belajar
sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
Berdasarkan keunggulan model
pembelajaran Processing Information tersebut guru atau pelaksanaan pembelajaran
dapat mensiasati atau lebih kreatif dalam mendesain kelas sehingga terciptalah
suasana kelas yang kondusif. Model pembelajaran Processing Information menuntut kekreatifan guru dalam
mengatur kelas sehingga siswa menjadi termotivasi untuk berperan aktif dalam
pembelajaran. Pembelajaran diupayakan terfokus pada aktivitas belajar siswa
sehingga peran guru dalam pembelajaran hanya sebagai penyampai informasi maupun
pesan, sedangkan siswa mengolah informasi untuk menarik generalisasi hasil
penelitian yang telah dilaksanakan.
4.
Hasil Belajar Fisika
Hasil belajar merupakan kemampuan diperoleh individu setelah proses
belajar berlangsung yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap maupun keterampilan siswa sehingga lebih baik
dari sebelumnya. Hasil belajar siswa diketahui melalui evaluasi
atau tes pengukuran hasil belajar. Hamalik
(2010:48) mengatakan, ”Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa meliputi aspek
kognitif, afektif, psikomotor pada situasi tertentu berkat pengalaman
berulang-ulang”. Sedangkan Sudjana (2006:3) menjelaskan bahwa hasil belajar
ialah perubahan tingkah laku mencakup bidang kognitif, afektif, psikomotor
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan
kecakapan diberbagai bidang seperti kemampuan berpikir atau kognitif, kemampuan
menghayati atau afektif atau kemampuan mempraktekkan materi pelajaran atau
psikomotorik.
Berdasarkan pengertian hasil belajar
diketahui bahwa hasil belajar merupakan tingkat pencapaian belajar siswa yang
termanifestasikan dari nilai hasil tes pada materi pembelajaran tertentu. Hasil
belajar seseorang sesuai tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi
pelajaran berbentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami
proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau
rendahnya hasil belajar siswa. Hasil
belajar merupakan tingkat prestasi diperoleh setelah melakukan suatu
kegiatan dimana akan menimbulkan suatu perubahan-perubahan pada diri individu.
5.
Model Pembelajaran sebagai Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar
Salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa dari lingkungan sekolah adalah penggunaan model
pembelajaran. Model pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa.
Djamarah (2006:46) mengatakan “Dalam kegiatan belajar mengajar, model
pembelajaran diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan
tujuan ingin dicapai setelah pengajaran berakhir”. Seorang guru tidak akan
dapat melaksanakan tugasnya tanpa menguasai model pembelajaran.
Model pembelajaran sebagai alat
pencapaian tujuan memerlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri, karena itu
perumusan tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan persyaratan penting sebelum
seorang guru menentukan dalam memilih model pembelajaran dengan tepat.
Pemilihan model pembelajaran dengan tepat akan menumbuhkan minat siswa. Sumiati
(2008:3) mengatakan “Semakin banyak variasi model pembelajaran yang diberikan
kepada siswa akan menumbuhkan minat serta motivasi siswa untuk mau belajar”.
Ihsan (2010:92) mengatakan “Pembelajaran
dengan menggunakan berbagaimacam model pembelajaran yang dilakukan secara tepat
serta penuh perhatian oleh guru, akan memperoleh minat belajar para siswa
sehingga akan mempertinggi hasil belajar pada siswa”. Selain itu, Suryosubroto
(2010:148) menyatakan bahwa “Model pembelajaran, adalah cara pelaksanaan proses
pembelajaran atau saat bagaimana atau teknisnya sesuatu bahan pelajaran
diberikan kepada siswa atau murid-murid di sekolah”.
Kemampuan mengelola pembelajaran
menggunakan model pembelajaran dengan tepat merupakan tuntunan yang harus
dipenuhi guru. Nasution, (2010:40), dalam memilih model pembelajaran seorang
guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
1)
Kesesuaian model pembelajaran yang
digunakan dengan kemampuan pelajar.
2)
Kemampuan pengajar dalam menggunakan
model pembelajaran tersebut
3)
Kesesuaian model pembelajaran yang
digunakan dengan fasilitas tersedia.
4)
Kesesuaian model pembelajaran digunakan
oleh guru dengan lingkungan pendidikan.
Slameto
(2010:65) mengatakan ”Model pembelajaran guru yang kurang baik akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa yang tidak baik pula”. Model pembelajaran yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru
kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan terhadap mata
pelajaran itu sendiri tidak baik sehingga siswa kurang senang terhadap
pelajaran atau gurunya yang berimplikasi siswa malas untuk belajar. Pemilihan
model pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, ketersediaan
sarana dan prasarana, kemampuan guru dalam mengimplementasikan metode serta
karakteristik mata pelajaran.
6.
Materi Gerak Lurus Beraturan
Gerak
adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik
tempat pengamat. Gerak bersifat relative artinya gerak suatu benda sangat bergantung
pada titik acuannya. Benda yang bergerak dapat dikatakan tidak bergerak,
sebagai contoh meja yang ada dibumi pasti dikatakan tidak bergerak oleh manusia
yang ada dibumi. Tetapi bila matahari yang melihat maka meja tersebut bergerak
bersama bumi mengelilingi matahari.
Gerak Lurus
didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap
artinya
baik besar maupun arahnya tetap. Kecepatan tetap yaitu benda menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama. Misalnya sebuah mobil
bergerak dengan kecepatan tetap 75 km/jam atau 1,25 km/menit, berarti setiap
menit mobil tersebut menempuh jarak 1,25 km karena kecepatan benda tetap, maka
kata kecepatan pada besaran dan satuan dapat diganti menjadi kelajuan. Dengan
demikian dapat juga didefinisikan gerak luruh beraturan sebagai suatu benda
pada lintasan lurus dengan kelajuan tetap.
Gerak lurus beraturan
didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap
artinya baik besar maupun arahnya tetap. Kecepatan tetap yaitu benda menempuh
jarak yang sama untuk selang waktu yang sama. Misalnya sebuah mobil bergerak
dengan kecepatan tetap 75 km/jam atau 1,25 km/menit, berarti setiap menit mobil
tersebut menempuh jarak 1,25 km. karena kecepatan benda tetap, maka kata kecepatan
pada gerak lurus beraturan dapat diganti menjadi kelajuan. Dengan demikian
dapat juga didefinisikan gerak lurus beraturan sebagai suatu benda pada
lintasan lurus dengan kelajuan tetap. Gerak lurus beraturan adalah gerak lurus
pada arah mendatar dengan kecepatan v tetap (percepatan a = 0) sehingga jarak
yang ditempuh s hanya ditentukan oleh kecepatan yang tetap dalam waktu
tertentu. Pada umumnya gerak lurus beraturan didasari oleh hukum Newton I (S F
= 0).
G. Metodologi
Penelitian
1.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
melaksanakan pembelajaran di kelas, sehingga membutuhkan
waktu tertentu. Perlakuan penelitian dilakukan dengan mengadakan pembelajaran
menggunakan Information Processing Model dan menggunakan model
pembelajaran konvensional. Oleh karena itu waktu penelitian disesuaikan dengan
kalender pendidikan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penelitian ini
dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini
dirancang sebagai penelitian eksperimental yang dilaksanakan di SMP Negeri 3
Buay Pemuka Peliung pada mata pelajaran fisika materi pembelajaran Gerak Lurus
Beraturan.
2.
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian eksperimental yaitu suatu situasi penelitian dengan
sekurang-kurangnya satu variabel bebas yang disebut sebagai variabel
eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti”. Rancangan penelitian
eksperimen ini menggunakan Posttest Only Control
Group Design. Adapun secara singkat rancangan penelitian ini dapat digambarkan
dalam desain sebagai berikut.
E X1 O
………………………........
K X2 O
Gambar 1 Desain Penelitian Posttest Only Control Group Design
Keterangan:
E : Kelompok
eksperimen.
K : Kelompok
kontrol/pengendali.
X1 : Perlakuan
eksperimen pembelajaran dengan Information Processing Model.
X2 : Pembelajaran
menggunakan model pembelajaran konvensional.
O : Test yang dikenakan pada kedua kelompok
setelah pembelajaran selesai (Arikunto, 2006:80).
3.
Variabel Penelitian
Jenis
variabel digunakan pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel
pengaruh maupun sebab. Variabel terikat adalah variabel terpengaruh atau
variabel akibat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan Information
Processing Model. Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar
fisika siswa pada materi pembelajaran Gerak Lurus Beraturan di kelas VII SMP
Negeri 3 Buay Pemuka Peliung.
4.
Populasi dan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka
Peliung Tahun Pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 91 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan melalui
arisan yaitu dengan
memberikan nomor urut kepada seluruh kelompok populasi yaitu nomor 1 untuk
kelas VII-1, nomor 2 untuk kelas VII-2, nomor 3 untuk kelas VII-3 kemudian mengambil secara acak nomor-nomor tersebut. Nomor populasi
terambil ditetapkan sebagai sampel penelitian. Berdasarkan
hasil pengambilan sampel tersebut, nomor yang keluar adalah nomor 1 dan 2. Oleh
karena itu kelas VII-1 dan kelas VII-2 ditetapkan sebagai sempel penelitian.
Kelas VII-1 adalah kelompok eksperimen dan ditetapkan sebagai sampel penggunaan
Information Processing Model, sedangkan
kelas VII-2 adalah kelompok kontrol dan ditetapkan sebagai sampel dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional.
5.
Teknik Pengumpulan Data
Data
pada penelitian ini dikumpulkan menggunakan satu metode yaitu metode tes. Arikunto (2001:52) menjelaskan bahwa tes
diambil dari kata testum berarti
piring untuk menyisihkan logam mulia. Secara istlah tes adalah alat atau
prosedur untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara serta
aturan-aturan tertentu. Sementara Margono (2010:170) mengemukakan
bahwa ”“Tes adalah seperangkat rangsangan diberikan dengan maksud untuk
mendapatkan jawaban sebagai dasar bagi penetapan skor angka”.
6.
Teknik Analisis Data
Setelah
data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut dengan kegiatan
sebagai berikut:
a. Menentukan Formulasi
Hipotesis
Ho Tidak terdapat pengaruh penerapan Information Processing
Model yang
signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa pada
materi pembelajaran Gerak Lurus Beraturan kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka
Peliung Tahun Pelajaran 2013/2014.
Ha Terdapat pengaruh penerapan Information Processing Model yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pembelajaran Gerak
Lurus Beraturan kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung Tahun Pelajaran
2013/2014.
b. Menentukan Nilai Uji
Statistik
Setelah
data terkumpul kemudian dilakukan uji statistik dengan menggunakan rumus statistik
uji t sebagai berikut:
Keterangan:
X1 = Rata-rata skor kelompok I.
X2 = Rata-rata skor kelompok II.
= Standar deviasi
kelompok I.
= Standar deviasi
kelompok II.
N1 =
Jumlah sampel kelompok I.
N2 = Jumlah sampel kelompok II (Hasan,
2010:126).
Penerimaan atau penolakan hipotesis
sebagaimana tersebut, dilakukan dengan kriteria uji satu pihak sebagai berikut:
Ho diterima (Ha
ditolak) apabila thitung < ttabel
Ho ditolak (Ha
diterima) apabila thitung
> ttabel (Hasan, 2010:90).
Taraf
signifikan yang digunakan adalah 0,05 dengan dk n – 2.
H. Hasil
Penelitian
Hasil belajar fisika pada
materi pembelajaran Gerak Lurus
Beraturan siswa kelas VII.1 SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung yang pembelajarannya menggunakan Information Processing Model lebih baik dibandingkan siswa kelas VII.2 SMP
Negeri 3 Buay Pemuka Peliung yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
konvensional. Hal tersebut terbukti dari tabel
prosentase yang menunjukkan bahwa pada kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan
Information Processing Model terdapat 15 siswa (48,39%) memperoleh nilai kategori tinggi dan tidak
terdapat satu siswa pun pada kelas menggunakan model pembelajaran konvensional
memiliki nilai kategori tinggi. Lebih jelasnya hasil belajar siswa setiap kelas
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2 Prosentase Hasil Belajar Siswa Setiap Kategori
No
|
Interval
|
Kategori
|
Kelas
Eksperimen
|
Kelas
Kontrol
|
||
Jumlah Siswa
|
Prosentase
|
Jumlah Siswa
|
Prosentase
|
|||
1
|
>88,55
|
Tinggi
|
15
|
48,39%
|
0
|
0%
|
2
|
66,23–88,55
|
Sedang
|
15
|
48,39%
|
20
|
64,52%
|
3
|
<66,23
|
Rendah
|
1
|
3,23%
|
11
|
35,48%
|
Sebelum melakukan perhitungan menggunakan uji t-test terlebih dahulu
disajikan daftar nilai rata-rata dan standar deviasi kedua data sebagai
berikut:
Tabel 3 Nilai Rata-rata dan Standar
Deviasi Kedua Data Hasil Tes
Variabel
|
Hasil
Belajar Siswa
|
|
Information Processing Model
|
Model
Pembelajaran Konvensional
|
|
Rata-rata
|
84,37
|
71,47
|
Standar
Deviasi
|
9,70
|
9,03
|
Berdasarkan tabel
3 maka dilakukan perhitungan hipotesis sebagai berikut:
5,33
Berdasarkan hasil uji t diperoleh harga thitung
sebesar = 5,33. Jika dikonsultasikan dengan harga kritik t pada taraf signifikansi 5% atau interval kepercayaan 95% dengan
db = (N1 + N2 – 2) = 31 + 31 – 2 = 60 maka diperoleh ttabel
= 2,00 (Riduwan, 2011:197). Oleh
karena itu dapat disimpulkan thitung
> ttabel atau 5,33 > 2,00. Adapun kriteria
pengujian satu pihak adalah sebagai berikut:
Ho diterima (Ha ditolak)
apabila thitung < ttabel
Ho ditolak (Ha diterima) apabila thitung > ttabel.
Karena
thitung 5,33 lebih besar dari harga ttabel = 2,00 pada taraf signifikan 5%
maka Ho yang menyatakan tidak terdapat pengaruh
penerapan Information Processing Model yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi
pembelajaran Gerak Lurus Beraturan di kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka
Peliung Tahun Pembelajaran 2013/2014 ditolak, sedangkan Ha yang menyatakan terdapat pengaruh penerapan Information
Processing Model yang signifikan
terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pembelajaran Gerak Lurus
Beraturan di kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung Tahun Pembelajaran
2013/2014 diterima.
Berdasarkan hasil perhitungan yang
dilakukan menggunakan uji t-test diketahui bahwa thitung > ttabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan penerapan Information Processing Model terhadap hasil
belajar mata pelajaran fisika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung Tahun
Pelajaran 2013/2014 dengan harga thitung sebesar 5,33.
Setelah diketahui harga thitung langkah selanjutnya adalah
menentukan koefisien penentu menggunakan rumus berikut:
KP = t2 x 100%
=
5,332 x 100%
=
28,41%
Perhitungan koefisien penentu
menunjukkan bahwa besar kontribusi Information
Processing Model terhadap hasil belajar mata pelajaran fisika materi
pembelajaran Gerak Lurus Beraturan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka
Peliung sebesar 28,41%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penerapan Information Processing Model memiliki
pengaruh sebesar 28,41% terhadap hasil belajar fisika materi pembelajaran Gerak
Lurus Beraturan siswa.
I.
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Hasil
belajar fisika materi pembelajaran Gerak Lurus Beraturan siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Buay Pemuka Peliung Tahun Pelajaran 2013/2014 yang pembelajarannya
menggunakan Information Processing Model
adalah tinggi dengan nilai rata-rata 84,37 dan standar deviasi 9,70.
2. Hasil
belajar fisika materi pembelajaran Gerak Lurus Beraturan siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Buay Pemuka Peliung Tahun Pelajaran 2013/2014 yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran konvensional adalah sedang dengan nilai
rata-rata 71,47 dan standar deviasi 9,03.
3. Terdapat
pengaruh yang signifikan penerapan Information
Processing Model terhadap hasil belajar fisika materi Gerak Lurus Beraturan
di kelas VII SMP Negeri 3 Buay Pemuka Peliung dengan harga ttabel 5,33,
thitung 2,00 dan koefisien penentu 28,41%.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. 2010. Konstruksi Pengembangan
Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Prestasi Publisher.
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian;Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Budiningsih,
Asri C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Depdiknas.
2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamalik,
Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hasan, Iqbal. 2010. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto,
M. Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Roestiyah,
N.K. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Rusman.
2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Press.
Slameto.
2010. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005. Psikologi Belajar;Perkembangan Bahasa Anak,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sumiati
dan Azra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung:
CV. Wacana Prima.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Pustaka Prestasi
Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar